Perencanaan: Organisasi, aspek dan Implementasinya

Sabtu, 07 November 2020


I Organisasi dan lembaga dalam Perencanaan 

Sebetulnya organisasi dan lembaga memiliki beberapa perbedaan mendasar. Organisasi tersusun secara sistematis, terdiri dari susunan keanggotaan yang memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Menurut James D. Mooney organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Dari definisi tersebut terlihat jelas bahwa organisasi didirikan oleh orang-orang yang memiliki tujuan serta visi yang sama yang ingin dicapai secara bersama-sama. Sedangkan yang dimaksudkan dengan lembaga ialah suatu intitusi yang dibentuk maupun tidak oleh masyarakat tertentu untuk menunjang kehidupannya. Lembaga lokal berbeda dengan organisasi dilihat dari berbagai sisi, dari sudut komponen pembentuk misalnya, lembaga tidaklah memiliki struktur kepungurusan, pola kepemimpinan dalam lembaga tidak berdasarkan pemilihan atau diangkat, akan tetapi kepemimpinan akan terbentuk dengan sendirinya. Disamping itu lembaga dibentuk berdasarkan hal-hal sebagai berikut: 
  1. Lembaga yang dibentuk berdasarkan cara, yang dimaksud dengan cara disisni adalah mengacu pada suatu keadaan dalam masyarakat yang menggunakan simbol-simbol tertentuk untuk memaknai sebuah hal atau peristiwa. 
  2. Lembaga berdasarkan kebiasaan. Yang dimaksudkan dengan kebiasaan ialah, suatu perilaku berulang secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu sehingga kebiasaan sulit dilupakan. 
  3. Lembaga yang terbentuk berdasarkan adat istiadat.
Peran lembaga-lembaga baik lembaga pemerintah (BAPENAS dan BAPEDA) maupun lembaga masyarakat (LSM, lembaga adat, dan lembaga lokal) dan lembaga hokum sangat penting dalam perencanaan. Keterlibatan lembaga tersebut idealnya mencakup keseluruhan proses perencanaan mulai dari perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian rencana. Akan tetapi kontribusi lembaga tersebut secara realitas masih kurang dan belum maksimal. Kenyataan ini tentu saja memberi pengaruh terhadap pencapaian hasil perencanaan pembangunan secara umum. Oleh karena itu penulis merekomendasikan perlunya pengutan terhadap kapasitas dan kapabilitad lembaga perencanaan sebagai upaya menjawabi kecendrungan perkembangan kota dan wilayah yang sulit diprediksi. Berbicara mengenai kapasitas lembaga perencana berkaitan dengan pengutan fungsi dan peran lembaga dalam rangkaian siklus perencanaan. Hal ini mengacu kepada amanat Undang-undang tentang perencanaan yang mengarisbawahi keterlibatan berbagai unsure baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat dalam proses pembangunan. Selain itu penguatan kapabilitas lembaga yakni berkaitan dengan kemampuan dan pengetahuan lembaga terhadap proses pembangunan perlu diprioritaskan mengingat tidak semua lembaga memahami dan menguasai proses dan cara perencanaan yang benar dan bertanggung jawab. Penguatan kapasitas dan kapabilitas tersebut harus juga disertai dengan dukungan perangkat hukum yang relevan. Sehingga keberadaan lembaga hukum dapat menjamin keterlibatan lembaga-lembaga tersebut dalam pembangunan. Pada akhirnya proses pembangunan dapat terselenggara dengan adil dan benar sesuai dengan tujuan dan consensus bersama. 
 

II. Aspek-aspek Perencanaan 


 Beberapa aspek penting dalam perencanaan dan memiliki peran dalam mempengarhi proses perencanaan ialah sebagai berkut; 
  1. Aspek hukum dan kelembagaan Hukum dan kelembagaan memegang perenanan penting dalam perencanaan pembangunan. Lembaga-lembaga perencanaan merupakan unsur yang menandai keterlibatan semua pihak dalam proses perencanaan. Keterlibatan itu memungkinan terselenggaranya pembangunan yang multidimensional dimana segenap masalah dan kebutuhan diikutsertakan sebagai bahan kajian dan pertimbangan dalam melakukan pembangunan demi tujuan bersama. Unsur hukum menjadi penjamin bagi berlangsungnya proses pembangunan tersebut 
  2.  Aspek politik Aspek politik memiliki peran yang besar dalam mempengaruhi kebijakan dan program dalam implementasi rencana. Politik merupakan pembagian wewenang dan kekuasaan secara proporsional bagi semua stakeholder dalam pembangunan. Politik mampu mempengaruhi keputusan akhir pelaksanaan pembangunan meskipun analisis dan kajian teknis statistik telah dibuat. Dalam kenyataannya analisis teknis dan statistik dapat dimentahkan oleh keputusan politis karena adanya kemampuan lembaga politik dalam mempengaruhi kebijakan. 
  3.  Aspek ekonomi Aspek ekonomi merupakan landsan dasar dalam merencanakan suatu pembangunan. Pertimbagan ekonomi dipakai sebagai dasar seligus tujuan dari proses perencanaan pembangunan. Kesalahan dalam menerjemahkan kebutuhan dan kondisi ekonomis berakibat fatal bagi pencapaian tujuan tersebut. 
  4.  Aspek sosial dan lingkungan Sasaran perencanaan pembangunan ialah mensejahterakan kehidupan masyarakat serta memberi jaminan dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan. pembangunan berkelanjutan terkait perencanaan pembangunan yang memberi porsi yang proporsional antara faktor sosial ekonomi dengan kelestarian lingkungan alam dalam pembangunan. Prioritas berlebihan terhadap keuntungan ekonomis justru dapat merusak kelestariaan alam selanjutnya. Penulis menilai tujuan ekonomis merupakan hal yang utama dalam pembangunan akan tetapi lebih baik lagi jika tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan sosial dan lingkungan alam. Hal inilah yang perlu ditekanan dalam proses perencanaan. 

III. Implementasi Rencana 

Implementasi rencana merupakan salah satu item dalam rangkaian proses perencanaan. Yakni berkaitan dengan pelaksanaan dan penerapan rencana pembangunan secara berjenjang dan dalam rangkaian waktu dimulai dari siklus tahunan hingga sepuluh tahunan. Keberhasilan pada tahap ini dipengaruhi juga oleh kematangan dalam proses sebelumnya. Hal ini mengandaikan beberapa point yang telah dibahas sebelumnya benar-benar diterapkan dan berjalan sesuai kaidah yang berlaku. Pada tahapan ini proses menajemen berperan besar dalam menentukan keberhasilan pembangunan. Sebenarnya proses manajemen telah termaktub dalam keseluruhan proses perencanaan akan tetapi pada tahap implementasi proses manajemen menjadi penting. Seorang perencana dan pelaksana rencana dapat sekaligus menjadi seorang manajer dalam konteks perencanaan. Kemampuan manajerial perlu diasah karena sebagaian besar peran seorang perencana ialah mengelola sumberdaya, potensi, masalah, faktor eksternal dan faktor internal sehingga mendatangkan keuntungan bagi semua pihak.
BACA SELANJUTNYA - Perencanaan: Organisasi, aspek dan Implementasinya

Presiden: Saya Selalu Perhatikan Warga NTT

Sabtu, 04 Juli 2015


RUTENG, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato di hadapan 20.000 umat Katolik Manggarai yang memadati Lapangan Motang Rua, di depan Kantor Bupati Manggarai, di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (19/10/2012). Dalam salah satu bagian pidatonya, Presiden mengaku, dirinya selalu memperhatikan warga di Nusa Tenggara Timur.

"Saya selalu memberikan perhatian yang serius kepada masyarakat NTT dalam berbagai bidang, baik pendidikan, kesehatan, pembangunan sarana dan prasarana, juga pembangunan keagamaan," kata Presiden yang berada di Ruteng dalam rangka mengikuti Perayaan Puncak Yubileum 100 Tahun Gereja Katolik Manggarai.

Presiden mencontohkan, pada tahun 2004 saat ada bencana di Alor, Presiden langsung mendatangi daerah yang tertimpa bencana. Lalu, pada tahun 2007, ia pun berkunjung ke Manggarai saat ada bencana pula. Pada tahun 2011, Presiden masih mengunjungi NTT ke ibu kota Kupang hingga ke Atambua. "Dan, tiga bulan yang lalu saya berkunjung ke Kabupaten Sumba Timur untuk meningkatkan bidang perternakan bagi NTT," kata Presiden.

"Waktu di Kupang 2011 lalu, saya memimpin rapat kabinet bersama menteri, Gubernur NTT, wali kota, dan bupati se-NTT untuk membahas anggaran pembangunan NTT ke depan. Pemerintah pusat sudah mengalokasi anggaran tambahan untuk membangun NTT ke depan," sambung Presiden.

Tak lupa, Presiden juga mengisahkan perjalanannya dari Jakarta ke Ruteng. Dari Jakarta, rombongan menuju ke Tambolaka, ibu kota Sumba Barat Daya, menuju ke Bandara Udara Komodo Labuan Bajo. "Saya tidak langsung mendarat di Bandara Udara Komodo Labuan Bajo karena landasannya masih pendek," kata Presiden.

"Saya sudah perintahkan untuk memperpanjang landasan Bandara Udara Komodo sehingga pada Sail Komodo 2013, saya langsung mendarat di Bandara Udara Labuan Bajo dengan pesawat khusus kenegaraan," ungkapnya.

Kontan, segala pernyataan Presiden itu mendapat sambutan meriah dari ribuan umat Katolik yang hadir di sana.

Sambutan warga itu pun diakui Presiden meninggalkan kesan mendalam. "Ribuan saudara kami se-Indonesia di Manggarai berbaris sepanjang jalan di Kota Ruteng. Hati saya dan istri sungguh bersyukur dengan perjalanan darat di mana saya disapa oleh ribuan umat dan warga di sepanjang jalan dari Labuan Bajo sampai di Kota Ruteng," kata Presiden lagi.

"Saudara saya menyapa dengan penuh kegembiraan di sepanjang jalan, sampai tiba di Kota Ruteng yang dipagari ribuan manusia di kiri kanan jalan. Pulau Flores dan wilayah Manggarai dari Labuan Bajo sampai di Kota Ruteng sungguh sangat indah," cetus Presiden yang lagi-lagi disambut tepuk tangan ribuan warga.

Editor :Glori K. Wadrianto
BACA SELANJUTNYA - Presiden: Saya Selalu Perhatikan Warga NTT

Sekilas tentang Kampung atau Golo Di Manggarai NTT

Kamis, 16 Mei 2013



Kata kampung memiliki padanan dalam bahasa Manggarai yaitu beo dan golo. Kata beo dan golo sama-sama mengacu pada satuan tempat hunian tetapi antara beo dan golo memiliki  perbedaan yang mendasar.  Sebuah kampung dapat  disebut beo jika mengandung lima karakteristik utama dalam konsep hunian Manggarai yaitu mbaru gendang, wae teku, compang, boa, dan beo (satuan hunian genealogis). Konsep beo, wau, dan gendang merupakan dasar penting dalam pembentukan sebuah permukiman tradisional Sebuah golo meskipun terdapat mbaru gendang, wae teku, compang, dan boa belum tentu memiliki hubungan kekerabatan sebagai satu keturunan  wa’u (Lawang, 2004:67). Kampung Ruteng dapat disebut beo karena memiliki lima karakteristik utama  yang mempertegas identitas mereka sebagai penghuni kampung..
Pada zaman dahulu lokasi kampung dipilih berdasarkan pertimbangan keamanan, dekat dengan sumber air dan sumber makanan. Pertimbangan yang sama digunakan oleh leluhur kampung Ruteng Pu’u dalam memilih lokasi kampung yang terletak diatas sebuah bukit (golo), dekat dengan sumber air dan tanah garapan. Kampung Ruteng Pu’u berbentuk lonjong dengan hunian yang mengelompok serta berpusat pada mbaru gendang dan mbaru tambor. Pada halaman (natas) kampung terdapat sebuah bangunan megalitik yang disebut compang.(Lord Thomas)
 
BACA SELANJUTNYA - Sekilas tentang Kampung atau Golo Di Manggarai NTT

Mr. Bean dan Pelajaran Kehidupan

Selasa, 18 Desember 2012

 kocak dan mengesalkan merupakan gambaran yang salalu muncul ketika kita menyaksikan serial TV Mr.Bean. Namun dibalik kekonyolan sosok Mr.Bean saya dapat menemukan beberapa pembalajaran hidup yang dapat kita petik dari serial tersebut.

Mr. bean Merupakan program komedi televisi inggris yang diciptakan oleh Rowan Atkinson bersama Richard Curtis, dan berjalan selama lima tahun ( 1990-1995)



Sosok Mr. Bean digamabarkan sebagai seorang pria paruh baya yang konyol sekaligus mengesalkan. Tokoh Mr.bean kurang lebih menggambarkan bagaimana manusia memahami dunia yang begitu luas dalam rentetan peristiwa hidup yang unik dan sederhana



Satu hal yang pasti bahwa setiap masalah yang mendera kita justru berasal dari manusian itu sendiri. Mr. Bean mengajarkan kepada kita bagaimana setiap persoalan hidup diselesaikan dengan cara kita sendiri. 




seburuk apa pun masalah anda...Hanya anda sendiri yang bisa menyelesaikannya...



Thanks Mr. Bean....


BACA SELANJUTNYA - Mr. Bean dan Pelajaran Kehidupan

Mencegah Stroke dengan menyantap Ikan

Penelitian-penelitian terbaru menemukan, orang yang makan ikan beberapa kali dalam seminggu mengalami penurunan risiko terkena serangan stroke.Kesimpulan ini berdasarkan lima belas studi yang telah dilakukan di beberapa negara; Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan China. Penelitian yang mengukur frekuensi penduduk di negara-negara tersebut dalam hal konsumsi ikan sebagai makanan sehari-hari ini memperoleh hasil berupa data dari sekitar 400.000 orang dalam rentang usia 30 hingga 103 tahun.

Berdasarkan tiap-tiap studi itu diketahui pula bahwa kandungan asam lemak omega-3 dalam ikan kemungkinan besar dapat mengurangi risiko serangan stroke, karena dampak positifnya terhadap tekanan darah dan kolesterol.

Susanna Larsson dan Nicola Orsini dari Sweden Karolinska Institute, dua di antara peneliti dalam studi, menyatakan bahwa orang yang gemar makan ikan memiliki tingkat risiko 12 persen lebih rendah dibanding mereka yang sedikit mengonsumsi ikan.

Ikan salmon dan herring adalah contoh ikan yang tinggi akan kandungan asam lemak omega-3. "Ada bukti kalau penyajian atau konsumsi ikan 2-3 kali seminggu sudah cukup untuk mendapatkan manfaat nutrisi itu," ujar peneliti lain, Dariush Mozaffarian dari Harvard School of Public Health.

Selain omega-3, beberapa nutrisi lain seperti vitamin D, unsur selenium (Se), serta protein tertentu di dalam ikan juga punya memberi dampak positif bagi pencegahan stroke. Meski menurut Mozaffarian, belum ada jaminan kalau seseorang pasti terhindar dari serangan stroke dengan mengonsumsi ikan. (Gloria Samantha/Reuters Health).

Sumber : Kompas Health
BACA SELANJUTNYA - Mencegah Stroke dengan menyantap Ikan

Gizi buruk di Kabupaten Manggarai NTT

Di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, dua balita penderita gizi buruk dengan kondisi memprihatinkan dirawat di Puskesmas Watu Alo, Kecamatan Wae Rii dengan perawatan seadanya. Untuk mengembalikan gizi dua bayi itu seluruh petugas Puskesmas berinisiatif mengumpulkan uang membeli susu dan bahan makanan bergizi.

Kasus ini sudah dilaporkan resmi oleh pihak Puskesmas Watu Alo, dan kini kasus gizi buruk tersebut direspons Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai dengan menugaskan staf Dinkes untuk memastikan kondisi dua balita tersebut.

Maria Goreti Hanut (1,5 tahun) dan Damianus Jida (1 tahun) sudah dua pekan dirawat di Puskesmas Watu Alo. Dua balita penderita gizi buruk asal Kampung Wetok Desa Ndehes dan kampung Bengkang Desa Poco, Kecamatan Wae Rii ini kondisinya sangat memprihatinkan.

Kondisi penderita gizi buruk ini terlihat sudah mengalami kelainan klinis seperti perut busung/kulit keriput dan tubuh kurus kering. Berat badan dua balita penderita gizi buruk yang berasal dari keluarga tak mampu ini sungguh tak sebanding dengan usianya. Meski sudah berusia 1,5 tahun Maria Goreti hanya berbobot 4,7 kilogram, sementara berat badan Damianus Jida hanya 4,2 kg. Padahal bobot normal untuk bayi seusia mereka mencapai 10 hingga 11 kg.

Karena pihak keluarga tidak mau anak mereka dirawat di rumah sakit lantaran tak punya biaya terpaksa dua penderita gizi buruk ini ditangani tanpa rawat inap. Apalagi Puskesmas Watu Alo merupakan Puskesmas non rawat inap. Seluruh biaya perawatan untuk dua balita gizi buruk serta biaya transportasi pulang pergi untuk kedua orang tua balita ditanggung seluruh staf Puskesmas.

Tercatat dalam dua bulan terakhir setidaknya ada lima balita penderita gizi buruk di Manggarai yang langsung mendapat perawatan medis dan dikhawatirkan masih banyak penderita gizi buruk yang tak terpantau. Sementara untuk kasus gizi buruk yang diderita dua balita Maria dan Damianus hingga kini sudah mendapat perhatian Dinas Kesehatan Manggarai.

Kepala Dinas Kesehatan Manggarai, dr Yulianus Weng saat dikonfirmasi, Kompas.com, Rabu (2/5/2012), pukul 21.21 Wita melalui pesan singkatnya menyampaikan pihaknya sudah menangani dua kasus gizi buruk oleh Puskesmas Watu Alo dengan baik. Keadaan pasien gizi buruk sudah membaik dan sudah diberikan vitamin, obat cacing dan minggu ini mulai mendapatkan pemberian makanan tambahan selama 90 hari. Keluarga pun sudah diberikan penyuluhan.

Kompas.com
BACA SELANJUTNYA - Gizi buruk di Kabupaten Manggarai NTT